Selasa, 16 November 2010

Pengalaman Seram di Jeruk Purut

Saya ingin menceritakan pengalaman saya saat pergi ke TPU Jeruk Purut. Kejadiannya terjadi beberapa bulan yang lalu pada saat malam Minggu. Waktu itu dirumah saya ada 3 teman saya, Widi, Salman, dan Bocil. Mereka biasa datang ke rumah saya setiap malam minggu. Pada waktu itu kami berempat ingin sekali hangout keluar. Setelah dipikir-pikir akhirnya kami sepakat pergi ke Jeruk Purut. Awalnya sih kami ragu, soalnya Jeruk Purut kan terkenal angkernya. Tapi karena rasa penasaran juga, kami akhirnya pergi ke jeruk purut. Salman dan Widi pulang ke rumah dulu untuk ganti baju karena awalnya kami tidak berniat jalan keluar. Sedangkan saya menemani bocil untuk mengambil mobilnya, tapi sebelum itu saya juga ganti baju. Langsung deh saya nemenin  bocil ngambil mobilnya. Setelah persiapan dirumah bocil selesai, saya dan bocil kembali lagi kerumah saya untuk menunggu Widi dan Salman. Sekamir jam 11, Widi dan Salman datang, langsung kami berangkat ke TPU Jeruk Purut tanpa lupa berdoa. Pada saat diperjalanan kami tidak hentinya membicarakan tentang TPU Jeruk Purut yang ingin kami kunjungi. Kami saling bertanya bagaimanakah keadaan di TPU Jeruk Purut, Seberapakah angkernya dan masih banyak lagi pertanyaan yang membuat kami semakin penasaran.
            Sekitar jam 12, akhirnya kami sampai ke TPU Jeruk Purut. Pada saat itu merupakan pertama kalinya saya datang dan melihat langsung TPU Jeruk Purut itu. Benar-benar gelap dan suasananya sungguh seram. Banyak pohon-pohon besar dan tinggi sehingga membuat suasana menjadi semakin seram. Langsung saja kami memarkirkan mobil. Setelah memakirkan mobil, kami berbicara sebelum keluar dari mobil. Widi bertanya apakah sudah siap untuk keluar dan mengelilingi area TPU Jeruk Purut ini. Siap, itulah yang keluar dari mulut saya. Lalu kami keluar dari mobil dan berjalan ke pos jaga TPU. Kami meminta izin untuk mengitari area TPU ini. Namun sang petugas berkata untuk menunggu penjaga TPU TPU Jeruk Purut. Dia bilang lebih baik berjalan bersama penjaga TPU agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Hal-hal yang tidak diinginkan? Maksudnya apa. Semakin penasaranlah kami berempat. Sambil menunggu sang penjaga TPU datang kami izin kepada petugas untuk pergi ke warung untuk membeli rokok. Kemudian kami berjalan ke warung yang jaraknya tidak terlalu jauh dari TPU Jeruk Purut. Kami membeli rokok dan minum untuk persiapan. Dan lagi-lagi kami membicarakan TPU Jeruk Purut tersebut. Ada rasa tsayat yang menghinggapi kita berempat, Namun karena sudah terlanjur datang, kami berempat memantapkan niat untuk masuk kedalam. Tidak lama setelah kami kembali ke TPU Jeruk Purut, sang penjaga TPU datang. Kemudian kami langsung bertanya apakah sang penjaga bersedia untuk menemani kami untuk mengitari area TPU. Kemudian sang penjaga menyanggupinya, dan mulailah kita berjalan mengitari TPU. Pada saat kami berjalan bersama, sang penjaga tidak henti-hentinya menceritakan mengenai TPU Jeruk Purut ini. Sang penjaga bercerita tentang area-area yang katanya paling angker. Pohon Besar, Sumur, dan masih ada lagi. Pertama kami dibawa ke Pohon besar. Begitu sampai saya tiba-tiba merasa merinding melihat Pohon besar. Entah mengapa rasanya pohon besar itu bisa begitu sangat menyeramkan. Kemudian kami melanjutkan langkah untuk menuju ke lokasi selanjutnya. Di perjalanan, saya menyadari bahwa ada juga orang selain kami yang mengunjungi TPU Jeruk Purut itu. Dan menurut keterangan sang penjaga, pasti ada pengunjung disetiap malamnya. Entah itu untuk menguji nyali atau hal yang lainnya. Setelah cukup lama berkeliling, sang penjaga bertanya kepada kami, apakah ingin menguji nyali. Uji nyali disini tidak jauh berbeda dengan uji nyali yang ada di acara televisi namun hanya 30 menit. Kemudian kami menyanggupinya dan kami dibagi menjadi dua kelompok. Saya bersama Salman, dan Widi bersama Bocil. Kami ditempatkan di tempat berbeda yang tidak cukup jauh. Kemudian sang penjaga meninggalkan kami. Pada saat uji nyali, saya dan Salman hanya duduk dan melihat sekitar. Suasanya begitu sepi hanya suara jangkrik yang saya dengar. Setelah beberapa lama, Salman mendengar sesuatu, katanya suaranya seperti orang yang menimpuk batu ke arah kita. Tapi saya tidak mendengar apapun. 30 menit pun berlalu dan saya pun berjalan menuju jalan setapak. Disana saya kembali bertemu dengan Widi dan Bocil. Lalu Bocil bercerita bahwa pada saat uji nyali dia mencium bau anyir seperti bau daging segar. Jam sudah menunjukan jam 2 pagi, kami pun berencana untuk pulang. Lalu setelah pamit kepada penjaga TPU, kami pun meninggalkan TPU Jeruk Purut tersebut. Di perjalanan pulang kami saling menceritakan apa saja yang dirasakan selama berada di sana. Ternyata pada saat uji nyali, Widi mendengan suara-suara aneh. Sungguh menyeramkan, itu merupakan salah satu pengalaman yang tidak akan saya lupakan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar